Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Detik-Detik Aiptu Sunaryanto Tembak Kepala atau Tangan Pelaku Penyanderaan Di Angkot !!!


Dilansir dari Tribunnews.com, perdebatan batin Aiptu Sunaryanto ini terjadi saat ia mengambil inisiatif untuk menyelamatkan ibu dan anak yang tengah ditodong menggunakan senjata tajam oleh seorang perampok bernama Hermawan (28).

Kejadian penodongan tersebut terjadi di dalam angkutan umum jurusan Rawamangun-Pulogebang, Minggu (9/4/2017) sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat itu, Sunaryanto tengah piket malam dan dikejutkan oleh suara perempuan yang meminta tolong.

Segera ia memarkirkan kendaraannya di sekitar lokasi penodonan.

Anggota kepolisian satuan lalu lintas tersebut, secara sigap mendekati tempat kejadian perkara (TKP).

Suasana saat itu sudah cukup riuh, karena warga sudah mengerumuni angkot berwarna merah tersebut.

Hermawan terlihat panik saat ia menyandera dua korbannya.

Saat Sunaryanto mendekati pintu masuk angkot, Hermawan berteriak.

Hermawan memaki dan mengeluarkan kata-kata kotor, karena kalap dengan apa yang ia lakukan, dan melihat sekurumunan warga sudah mengepung di luar angkot.

Sunaryanto tetap tenang menghadapi suasana yang mencekam tersebut, dan tetap mencoba untuk bernegosiasi.

Saat Sunaryanto pelan-pelan mengajak Hermawan bicara, ia makin panik dan bahkan berani mengancam untuk membunuh kedua sanderanya tersebut.


Sunaryanto meminta Hermawan untuk tetap tenang.

Dia masih terus mencoba membujuk Hermawan agar melepaskan Risma dan anaknya.

Sementara, massa di sekitar sudah geram melihat tingkah laku Hermawan.

Sunaryanto meminta warga untuk tetap tenang dan sedikit menjauh dari TKP.

Negosiasi yang terjadi di antara keduanya berlangsung alot, karena Hermawan tetap bersikeras agar Sunaryanto membawa angkot tersebut.

Hal itu bertujuan, agar dirinya bisa terbebaskan dari amukan massa dan melarikan diri.

Sunaryanto memikirkan langkah apa yang sekiranya akan diambil.

Dia mempertimbangkan, agar pelaku, kedua korban, dan warga sekitar tak terdampak atas keputusannya.

Sekiranya, bila melancarkan tembakan, peluru tersebut tak memakan korban.

Pasalnya, di sekitar angkot itu, warga masih berkerumun.

Posisi Hermawan berada di belakang angkot, dengan tangan kanan memegang pisau yang diarahkan ke Risma dan anaknya.

Sebelum mengambil tindakan, Sunaryanto meminta tolong terhadap pengemudi ojek, untuk memegang ponsel genggamnya.

Langkah itu, diambil sebagai bentuk dokumentasi, agar ada bukti peristiwa.

“Bukan apa-apa, takutnya, kalau polisi berbuat kadang orang tidak percaya. Makanya, buat bukti saya,” ujar Sunaryanto.

Kemudian, Sunaryanto meminta warga sekitar agar menjauh dari posisi angkot.

Tapi, warga tetap ngotot untuk mendekati angkot.

Sehingga, Sunaryanto sempat membatalkan untuk melesakan tembakan.

Sementara Hermawan terus mendesak.

Dia meminta Sunaryanto untuk segera menyopirinya ke luar dari wilayah tersebut.

Sebelum melesatkan tembakan ke lengan kanan Hermawan, Sunaryanto melakukan selawatan sebanyak tiga kali dan mengucapkan bismiillah.

“Saya Lillahi Ta’Ala, selawatan tiga kali, baca bismillah, akhirnya baru (pistol menembak tangan kanan Hermawan),” ujar Sunaryanto.

Akhirnya Hermawan berhasil dilumpuhkan.

Dengan sigap, Sunaryanto langsung menyergap.

Dia merengsek masuk ke dalam angkot.

Mengamankan senjata tajam yang digenggam Hermawan.

Sunaryanto membopong Risma dan Anaknya ke luar Angkot.

Kemudian, dia juga mengamankan Hermawan.

Sunaryanto mengamankan Hermawan agar tidak menjadi amukan massa.

Hermawan langusng dibawa ke kantor kepolisian Buaran.